Burung Unta: Taksonomi, karakteristik, dan habitat 

Burung unta (Struthio camelus) adalah spesies burung terbesar yang masih hidup di dunia ini. Mereka memiliki karakteristik yang unik dan menarik, termasuk kemampuan lari yang luar biasa dan adaptasi yang hebat terhadap habitat gersang.

Hewan Aves ini memiliki kemampuan berlari sangat cepat dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang kering dan tandus.

Meski tergolong ke dalam kelompok burung, ternyata ostrich tidak bisa terbang layaknya burung pada umumnya. Hal itu membuatnya terlihat berbeda dengan spesies unggas lainnya.

Penasaran dengan hewan aves terbesar ini? Yuk, simak ulasan selengkapnya seputar burung unta berikut ini!

Taksonomi

Berikut adalah klasifikasi ilmiah ostrich, yakni:

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Struthioniformes

Famili: Struthionidae

Genus: Struthio

Spesies: S. camelus

Karakteristik Burung Unta

Burung unta merupakan burung yang sangat besar, dengan tinggi mencapai 2,1 hingga 2,8 meter dan berat mencapai 100 hingga 150 kilogram. Mereka memiliki tubuh yang besar dan berotot, dengan leher yang panjang dan kaki yang kuat.

Bulu-bulunya berwarna cokelat atau abu-abu, dan memiliki sayap yang sangat kecil yang tidak dapat digunakan untuk terbang.

Habitat Burung Unta

Ostrich berasal dari Afrika, terutama di wilayah gurun dan padang rumput di wilayah selatan Sahara. Mereka juga dapat ditemukan di beberapa negara di Timur Tengah dan Asia Selatan, seperti Iran, Pakistan, dan India.

Habitat burung unta adalah padang rumput dan gurun yang kering dan terbuka. Mereka dapat hidup di lingkungan yang sangat panas dan kering serta mampu bertahan tanpa air selama beberapa waktu karena dapat menyimpan air dalam tubuhnya.

Kebiasaan Unik Burung Unta

1.      Tingkah Laku

Ketika sedang bersemangat atau menghadapi situasi sosial tertentu, burung unta jantan sering kali menampilkan tarian yang spektakuler. Mereka akan mengibaskan sayap mereka dengan cepat sambil menggoyangkan lehernya dan mengangkat kepala.

Gerakan ini bertujuan untuk menarik perhatian betina dan menunjukkan dominasi mereka kepada rival jantan.

2.      Tangisan Ostrich

Burung unta memiliki suara unik yang dikenal sebagai "tangisan burung unta". Suara ini terdiri dari serangkaian bunyi bergetar yang khas dan dapat terdengar sangat kuat.

Tangisan burung unta digunakan sebagai panggilan untuk berkomunikasi antara anggota kelompok, memperingatkan akan adanya bahaya, atau sebagai ekspresi emosi seperti kegembiraan atau frustrasi.

3.      Tingkah Laku Bersarang

Burung unta betina memiliki kebiasaan yang unik dalam membangun sarang mereka. Mereka akan membuat cekungan dangkal di tanah yang ditutupi dengan rerumputan atau bahan-bahan alami lainnya.

Sarang ini tidak memiliki struktur yang kaku seperti sarang burung lainnya, tetapi lebih mirip dengan tempat bertelur yang sederhana. Burung unta betina bertelur di dalam sarang dan berbagi tanggung jawab bersama jantan dalam mengerami telur.

4.      Adaptasi Terhadap Cuaca Panas

Burung unta memiliki adaptasi yang luar biasa terhadap cuaca panas dan lingkungan gersang. Mereka mampu mentolerir suhu yang tinggi dan mengurangi hilangnya air melalui pernapasan dan keringat.

Juga, burung unta memiliki kemampuan untuk mengangkat bulu pada tubuh mereka, menciptakan ruang udara di antara bulu-bulunya yang berfungsi sebagai isolasi termal. Hal ini membantu mereka menjaga suhu tubuh yang lebih stabil di lingkungan yang panas.

5.      Mengecilkan Tubuh Saat Terancam

Ketika merasa terancam atau dikejar oleh predator, burung unta dapat mengambil sikap defensif yang unik. Mereka akan mengecilkan ukuran tubuh mereka dengan menarik kepala mereka ke bawah dan mengangkat sayap.

Dengan demikian, mereka mencoba memperlihatkan diri mereka lebih kecil dan kurang menarik bagi predator yang mungkin memandang mereka sebagai ancaman yang kurang signifikan.

Perkembangbiakan Burung Unta

Ostrich merupakan hewan yang memiliki keunikan tersendiri, termasuk dalam cara perkembangbiakannya. Hewan ini berkembang biak dengan cara perkawinan generatif. Proses perkawinan burung unta dimulai dengan tarian khas jantan untuk menarik perhatian betina.

Jantan akan mengibaskan sayapnya, menggoyangkan lehernya, dan melambaikan bulu ekornya. Mereka juga akan mengeluarkan suara khas yang disebut "tangisan burung unta" untuk menarik betina.

Jika betina tertarik, dia akan bergabung dalam tarian dengan gerakan mengibaskan sayap yang serupa. Ritual perkawinan ini penting untuk membangun keterikatan antara pasangan dan memastikan reproduksi yang sukses.

Setelah pasangan burung unta terbentuk, mereka akan mencari tempat yang cocok untuk membangun sarang. Sarang burung unta lebih mirip dengan cekungan dangkal di tanah yang ditutupi dengan rerumputan atau bahan-bahan alami lainnya.

Betina bertanggung jawab dalam membangun sarang sementara jantan membantu dalam memilih lokasi yang aman. Sarang ini tidak memiliki struktur yang kaku seperti sarang burung lainnya, tetapi berfungsi sebagai tempat bertelur yang sederhana.

Betina burung unta biasanya bertelur setelah proses perkawinan yang sukses. Mereka akan menelurkan telur-telur mereka dalam interval tertentu, dengan jumlah telur bervariasi antara 5 hingga 11 butir.

Telur-telur ini biasanya berwarna putih dan berukuran sangat besar, sekitar 15 hingga 18 cm panjangnya dan beratnya sekitar 1,4 kg. Betina akan mengerami telur-telur ini selama sekitar 42-46 hari.

Salah satu aspek menarik tentang perkembangbiakan burung unta adalah peran yang aktif dari jantan dalam mengerami telur. Betina akan meninggalkan sarang untuk mencari makan dan minum, sedangkan jantan akan mengambil alih tugas mengerami telur-telur tersebut.

Demikianlah informasi terkait burung unta, mulai dari habitat, taksonomi, ciri-ciri, hingga perkembangbiakannya. Meski telah terancam punah karena berbagai faktor, upaya konservasi dapat membantu menjaga populasi merekaini agar tetap lestari di alam liar.