mengenal Mollusca: bekicot

Bekicot tergolong sebagai hewan lunak yang berasal dari kelompok moluska. Hewan berlendir ini merupakan jenis keong darat yang terbiasa hidup di tempat lembab.

Walaupun hewan berlendir ini banyak dijumpai di area pemukiman, ternyata satwa ini bukanlah spesies asli Indonesia. Bekicot tersebar ke berbagai negara lewat kegiatan perdagangan di masa lampau.

Hewan bercangkang ini diketahui memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan. Untuk lebih mengetahui seputar bekicot, simak penjelasannya di bawah ini.

Klasifikasi Bekicot

Hewan dengan nama latin Achatina fulica ini disebut juga siput darat yang berasal dari Afrika Timur. Layaknya penjajah, moluska ini sudah menginvasif hampir keseluruh penjuru wilayah di dunia dan menyerang lahan-lahan pertanian.

Berikut ini adalah klasifikasi bekicot, yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Sytromatophora

Famili : Achatinidae

Genus : Achatina

Spesies : Achatina fulica

Ciri-Ciri Bekicot

Berbeda dengan kelompok gastropoda lainnya, hewan ini memiliki sistem pernafasan dengan menggunakan pallium tipis yang dilengkapi pembuluh kapiler. Tak hanya itu, perbedaan bekicot dengan gastropoda lainnya adalah adanya sistem nervosium pada tubuhnya.

Umumnya, berat badan bekicot berkisar antara 150 sampai 200 gram dan panjang tubuhnya sekitar 90 hingga 130 mm. Hewan berlendir ini mempunyai 4 alat indra yang terdiri dari mata, tentakel, ospharaduia, dan statocyt.

Uniknya, hewan ini ternyata tidak memiliki kaki. Ia berjalan dengan menggunakan perut dan dibantu dengan lendirnya.

Dilihat dari fisiknya, moluska yang satu ini memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

· Cangkang

Bentuk cangkang bekicot menyerupai tabung kerucut di bagian dalamnya berpilin spiral. Jika diamati, terdapat tujuh putaran pada cangkang bekicot dengan warna cokelat serta memiliki bercak berwarna gelap. Bagian dalam cangkangnya terdiri atas beberapa unsur penyusun yang bersifat sangat kuat, karena terbuat dari bahan kapur.

Susunan cangkang bekicot terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan periostrakum yang merupakan bahan tanduk atau konkiolin, lapisan prismatik yang terdiri atas arragonit atau kalsit, serta lapisan mutiara yang terdiri atas zat CaCO3 yang terlihat jernih dan mengkilap.

· Tubuh lunak

Hewan ini memiliki tubuh yang sangat lunak dan tidak memiliki tulang belakang. Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang yang keras yang terbuat dari bahan kapur dan terdapat lapisan mutiara didalamnya.

Habitat

Hewan bercangkang ini memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik di berbagai kondisi lingkungan. Terlihat dari persebarannya, bahkan nyaris semua negara di penjuru dunia terdapat binatang berlendir ini, termasuk Indonesia.

Bekicot menyukai lingkungan yang lembab dan menghindar dari paparan sinar matahari langsung. Habitat yang paling cocok untuk hewan ini ialah kawasan beriklim tropis yang basah atau lembab dengan suhu sekitar 7,220C dan pH lingkungan antara 7 hingga 8.

Hewan ini juga biasa menempel di tanah, batang pohon, bebatuan, atau dedaunan. Kelompok moluska ini sebenarnya dianggap sebagai hama tanaman, bahkan diketahui mengandung parasit yang dapat menyebabkan penyakit, sehingga tidak baik untuk dipelihara.Tetapi nyatanya ada masyarakat di beberapa negara yang justru memakan bekicot, seperti Perancis dan Indonesia.

Itulah informasi seputar bekicot yang menarik untuk diketahui. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.