Kupu-kupu

Siapa yang tidak kenal dengan serangga cantik ini? Serangga bernama kupu-kupu sering berkeliaran disekitar tanaman dengan aneka warna indah pada sayapnya. Kupu-kupu adalah kelompok serangga bersayap yang memiliki warna sangat indah.  Serangga terbang yang mengalami metamorfosis ini seringkali hinggap pada tumbuhan berbunga.

Satwa cantik ini terdiri dari begitu banyak spesies yang di tandai dengan kombinasi warna yang berbeda. Hal tersebut menjadikan kupu - kupu dapat di jumpai di berbagai penjuru dunia dengan karakteristiknya masing - masing. Ciri khas utama kupu - kupu adalah mengalami metamorfosis empat fase atau sempurna.

Nah, supaya lebih mengenal tentang kupu – kupu. Apa sajakah itu? Penasarankan? Yuk seimak penjelasannya di bawah ini.

Secara ilmiah, klasifikasi kupu-kupu sangatlah bervariasi sesuai dengan jumlah spesies yang ada di bumi. Berikut adalah taksonomi umum atau sistem klasifikasi ilmiah kupu - kupu, yaitu:

Kingdom          : Animalia

filum              : Invertebrata

kelas              : Isecta

ordo              : Lepidoptera

Familia              : Pappilonidae, Pieridae dan Lycaenidae

 

Berikut penjelasan tentang Familia Pappilonidae, Pieridae dan Lycaenidae di bawah ini:

 

Kupu-kupu dari famili Pappilonidae mempunyai sedang hingga besar dengan warna yang unik dan terang, seperti merah, hijau, kuning, putih, dan hitam. Jenis dari keluarga ini juga disebut sebagai Swallowtails, karena bagian sayap atasnya berbentuk memanjang dan sayap bawahnya meruncing seperti ekor. Sekilas bentuknya mirip dengan layang-layang.

Famili Pieridae adalah keluarga kupu-kupu dengan ukuran kecil hingga sedang, yaitu sekitar 2,5 sampai 3,5 cm. Karakteristik dari jenis ini adalah kebiasannya terbang dalam jumlah banyak, karena sedang melakukan migrasi. Sayapnya berwarna putih, kuning, orange, dan hitam dengan bentuk sedikit bulat, sehingga tidak ada sayap bawah.

Jumlah spesies dari famili Pieridae seluruhnya ada sekitar 1.000 jenis yang terbagi menjadi empat kelompok. Keempat kelompok tersebut antara lain Pierinae sekitar 700 jenis, Coliadinae sekitar 250 jenis, Dismporhiinae sekitar 100 jenis di Amerika dan Eropa, serta Pdeudopontiinae sekitar 250 jenis yang semuanya ditemukan di Indonesia kecuali satu jenis.

Kupu-kupu dari famili Lycaenidae rata-rata mempunyai ukuran tubuh kecil dan bahkan ada yang berukuran 2 cm. Warna sayapnya meliputi biru, silver, dan tembaga. Kelompok ini biasanya bisa ditemukan pada waktu siang hari di wilayah terbuka. Spesies dari famili ini juga sangat banyak, yaitu mencapai 4.000 jenis yang tersebar di seluruh dunia.

Kupu-kupu yang terdiri dari puluhan ribu spesies mempunyai ciri fisik masing-masing. Akan tetapi pada dasarnya kelas insekta ini mempunyai morfologi yang merujuk pada spesies umum. Secara fisik tubuh serangga ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut.

Layaknya fauna secara umum, kupu-kupu juga mempunyai kepala dengan indera mata, mulut, dan antena. Bagian ini berada pada posisi paling atas dari tubuh kupu-kupu dan mudah untuk diidentifikasi, karena memiliki antena yang cukup panjang.

Dada kupu-kupu merupakan bagian yang terletak di antara kepala dan perut. Bagian ini terhubung dengan kepala melalui suatu membran tipis yang berperan sebagai leher. Ciri utama dari dada kupu-kupu adalah bentuknya yang beruas dan ditempeli oleh sayap.

Perut kupu-kupu adalah bagian yang menjadi tempat proses pencernaan makanan berlangsung dan juga sebagai lokasi penyimpanan cadangan lemak. Bagian ini mempunyai banyak ruas dan di dalamnya terdapat organ tubuh seperti jantung, alat kelamin, dan juga otot kompleks.

Telur yang dihasilkan oleh kupu-kupu betina akan melewati empat fase yang kemudian disebut sebagai siklus atau metamorfosis kupu-kupu. Daur atau siklus tersebut dimulai dari telur, kemudian menjadi larva atau ulat, lalu pupa atau kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa. Jumlah telur yang dihasilkan oleh kupu-kupu betina biasanya berkisar antara seratus sampai dua ratus butir dalam sekali reproduksi. 

Bentuk telur tersebut bermacam-macam, tetapi umumnya tegak lurus dengan pahatan halus. Bagian terluar telur cukup keras dan mengandung chorion. Beberapa jenis kupu-kupu bertelur pada waktu musim dingin dan baru akan menetas ketika memasuki musim semi. Ada juga yang bertelur pada musim semi dan menetas saat musim panas.

Telur yang menetas akan mengeluarkan ulat dan menjadi pemakan tanaman khususnya bagian daun. Ulat yang dihasilkan sudah mempunyai mata sederhana, antena, dan juga mulut untuk makan. Ketika berada pada fase ulat, kupu-kupu masuk dalam kelompok herbivora, tetapi ada juga yang mengonsumsi serangga.

Pada fase ini sayap kupu-kupu mulai terbentuk meski hanya sebatas kerangkanya saja. Adapun ciri khas ulat calon kupu-kupu adalah punya tiga pasang kaki sejati yang nantinya akan memanjang saat menjadi kupu-kupu. Selain itu tubuhnya juga sudah beruas dan memiliki cincin kait berukuran kecil. Pupa atau Kepompong Fase pupa sangat menarik untuk diteliti, karena pada masa tersebut terjadi pembentukan sayap kupu-kupu.

Proses pertumbuhan sayap diketahui sangat cepat dan umumnya satu sayap akan terangkat pertama kali, kemudian disusul ketiga sayap lainnya. Sayap ini memegang peranan penting, karena kemampuan terbang kupu-kupu bergantung padanya.

Bentuk fisik kupu-kupu pada tahap ini sudah sempurna dengan pembagian tubuh meliputi kepala, dada, dan juga perut. Kemampuannya untuk terbang pun sudah mumpuni berkat usaha keras saat keluar dari kepompong. Masa hidup kupu-kupu dewasa sangat bervariasi dan bergantung pada kondisi lingkungan disekitarnya. 

Umumnya kupu-kupu dapat bertahan hidup selama satu pekan dan bahkan ada yang sanggup hingga setahun. Oleh banyak pendapat, siklus hidup serangga ini melambangkan perjalanan hidup yang penuh perjuangan untuk mencapai puncak keindahan.

Tahap hidup kupu-kupu yang berawal dari ulat kemudian berubah menjadi kepompong, lalu berlanjut dari terkoyaknya kulit kepompong sehingga lahirlah kupu-kupu bersayap yang cantik dengan aneka warna dan motif.