Anoa | Ciri-Ciri, Jenis, Habitat, dan Status Kelangkaan
Anoa merupakan hewan herbivora yang bisa ditemukan di daerah Sulawesi Tenggara. Hewan langka dengan lama latin Bubalus ini termasuk dalam spesies kerbau kecil.
Hewan ini digolongkan sebagai hewan yang terancam punah. Masyarakat sekitar sering melakukan perburuan untuk diambil kulit, daging, dan tanduknya.
Untuk lebih mengetahui seputar hewan mamalia yang satu ini, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Ciri-Ciri Anoa
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anoa, antara lain:
Bentuk kepala anoa mirip dengan bentuk kepala sapi, dan mempunyai kuku menyerupai kuku banteng
Tanduk anoa biasanya mengarah ke belakang dengan bagian dasar menyerupai bentuk segitiga. Umumnya tanduk anoa berukuran panjang sekitar 15-37 cm untuk jantan dan 15-26 cm untuk anoa betina
Kaki bagian depan anoa berwarna putih dan memiliki garis hitam di bawah
Ekor anoa biasanya berukuran panjang sekitar 14,6 hingga 25,8 cm
Bobot tubuh anoa bervariasi mulai dari 150 kg hingga 300 kg
Bentuk tubuh anoa cukup bervariasi yakni mulai dari yang berwarna coklat hitam sampai hitam dengan kondisi bulu yang jarang, warna bulu coklat kemerahan ataupun coklat merah disertai bercak putih di atas kaki
Jenis-Jenis Anoa
Terdapat dua jenis anoa, yaitu :
1. Anoa pegunungan
Disebut juga sebagai mountain anoa (Bubalus quarlesi). Anoa pegunungan memiliki tubuh yang kecil, berbulu lebat, warna bulu lebih gelap, berekor panjang, berkaki putih dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.
2. Anoa dataran rendah
Disebut juga sebagai lowland anoa (Bubalus depressicornis). Anoa dataran rendah memiliki tubuh yang cenderung lebih besar, ekornya pendek dan lembut, serta memiliki tanduk yang melingkar.
Secara umum, kedua jenis anoa tersebut dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh dan bentuk tanduknya.
Habitat Anoa
Terdapat perbedaan habitat antara anoa dataran rendah dan anoa pegunungan. Anoa dataran rendah hidup di daerah pesisir pantai, hutan rawa, padang rumput, hutan hujan tropis serta lembah-lembah hingga ketinggian 1.000 mdpl.
Sedangkan anoa pegunungan berada di habitat tutupan hutan pegunungan Sulawesi hingga ketinggian 2.300 mdpl. Hewan yang memiliki sifat agresif ini umumnya mendiami hutan-hutan yang belum terjamah dan dieksploitasi oleh manusia. Lingkungannya berada pada kisaran 22-27 derajat Celcius.
Wilayah jelajah anoa meliputi daerah aliran sungai dan hutan-hutan yang memiliki sumber air dengan ketinggian yang beragam. Topografi Pulau Sulawesi yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit merupakan habitat yang cocok bagi binatang ini.
Anoa tersebar secara terbatas di Kawasan Indonesia tengah, terutama di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Groves 1969 menyatakan jika anoa pegunungan juga ditemukan di semenanjung utara dan sebagian semenanjung tenggara Pulau Sulawesi.
Status Kelangkaan
Populasi Anoa mengalami tren penurunan. Penyebab penurunan drastis populasi anoa adalah karena hutan yang merupakan habitatnya dikonversi menjadi perkebunan, pertambangan, atau permukiman, serta perburuan ilegal yang masih terjadi.
Untuk populasi anoa dataran rendah, saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 5.000 ekor. Jumlahnya masih akan terus berkurang seiring dengan perburuan liar yang tak henti dan manusia yang terus mengambil habitatnya. Jumlah populasi anoa yang semakin berkurang menjadikan satwa endemik Pulau Sulawesi ini berstatus terancam punah.
Wilayah konservasi dan perlindungan lain yang masih menjadi habitat anoa antara lain Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Pegunungan Takolekaju, Taman Nasional Lore Lindu, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Suaka Margasatwa Nantu, Pegunungan Latimojong, Pegunungan Quarles, hutan lindung di sekitar Danau Towuti dan Danau Matano, hutan Tanjung Peropa, hutan di Kolaka, dan Pegunungan Abuki.
Demikian penjelasan tentang anoa, hewan langka asal Pulau Sulawesi yang terancam punah. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.